Sutradara
Pra Produksi
Sebagai sutradara ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dan dikerjakan, yaitu :
- Director’s treatment
- Shotlist
- Storyboard
- Casting
- Reading
- Rehearsal
- Continuity
Director’s treatment
Merupakan gaya penyutradaraan yang akan diterapkan
dalam pembuatan sebuah film. Dengan
contoh untuk skenario yang sama bisa dihasilkan 4 film dengan gaya yang
berbeda.
Tiap sutradara bisa memperlakukan sebuah skenario dengan cara yan g
berbeda-beda.
Hal inilah yang menyebabkan adanya berbagai macam gaya penyutradaraan.
Hal-hal yang mempengaruhi
director’s treatment adalah
Warna bisa mempengaruhi gaya , misalnya sutradara
menampilkan warna (colour tone) yang berbeda untuk setiap pemunculan karakter.
Umumnya hanya tokoh kunci yang ditonjolkan karakternya. Bisa juga tidak
diberlakukan pembedaan warna berdasarkan karakter tetapi menurut suasana dalam
tiap adegan film tersebut. Dengan
mengelompokkan adegan-adegan dalam beberapa kelompok yang masing-masing diberi
penekanan warna yang berbeda.
Gerakan kamera memberikan efek besar bagi penonton. Untuk itu kelompok
adegan yang telah dibuat sebelumnya sebaiknya diperlakukan berbeda pula lewat
gerakan kamera.
misalnya untuk adegan sebuah pengharapan lebih banyak ditampilkan dengan
gerakan kamera yang dinamis dan variatif, sedangkan untuk adegan yang
menggambarkan tentang kesedihan diberi gerakan kamera statis atau lambat
sekali.
Penyampaian cerita bisa dilakukan dengan cara memadukan antara narasi dan
dialog. Bisa saja film tersebut dibuat narasi menjadi lebih dominan atau tanpa
narasi sama sekali.
Tiap paduan menghasilkan efek berbeda terhadap penonton. Untuk menentukan
paduan yang pas dalam skenario serta jika memerlukan perubahan mendasar yang
disebabkan penerapan suatu gaya penyampaian cerita harus didiskusikan dengan
penulis skenario.
Shotlist
Shot adalah bagian dari sebuah
adegan. satu adegan bisa terdiri dari satu atau lebih shot.
Perencanaan yang cermat harus
dilakukan dalam menentukan sudut mana saja dalam sebuah adegan yang akan di
shot. Kumpulan dari urutan shot tiap adegan dalam film disebut shotlist. Tanpa
shotlist sebenarnya pembuatan film bisa selesai dikerjakan, namun jika
mempergunakan shotlist maka proses sebuah pengambilan gambar akan jauh lebih
mudah untuk dilaksanakan. Keuntungannya semua kru yang terlibat dalam sebuah penggarapan
fulm tersebut akan mengetahui dengan jelas apa saja yang harus mereka lakukan.
Cara termudah untuk mengurai
adegan dalam bentuk shot adalah dengan membuat script breakdown, untuk topik
tersebut nanti akan dijelaskan pada posting berikutnya.
Produksi
Dalam tahap produksi sutradara
harus memastikan beberapa hal yang telah diuraikan dalam script breakdown
sheet.
1. Menentukan titik kamera.
2. Membuat floor plan
3. Mengarahkan pemeran
4. Menjaga continuity
5. Menentukan bagus dan tidaknya
sebuah shot
Menentukan titik kamera sesuai
script breakdown dan shotlist. yang perlu diperhatikan dalam urutan perekaman
shot letak kamera jangan dipindah sebelum seluruh shot yang akan diambil telah
selesai semuanya. Jika kamera dipindah-pindah akan memperpanjang waktu
pengambilan gambar, belum lagi harus setting ulang segala peralatan jika sering
berpindah tempat/lokasi.
Membuat Floor Plan
Adalah gambar/sketsa sederhana
tentang pergerakan pemeran dan posisi kamera. Dalam hal ini kamera juga bisa
bergerak, untuk itu perlu digambarkan juga pergerakan kamera tersebut.
Contoh Floor Plan
Penata fotografi dan penata
artistik perlu diarahkan agar sesuai dengan floor plan yang telah dibuat. Jika
terbiasa dengan pembuatan floor plan maka komunikasi dengan seluruh tim akan
jauh lebih mudah dan lancar.
Mengarahkan Pemain
Sesuai arahan waktu latihan
(rehearsal), seorang sutradara perlu membimbing para pemain untuk melakukan
tugasnya. Mengupayakan dengan membuat suasana waktu pengambilan gambar menjadi
senyaman mungkin agar para pemain tidak terlalu tegang.
Ketegangan yang berlebihan
seringkali mengakibatkan para pemain tidak bisa maksimal dalam memerankan
karakter, kadangkala penampilannya menjadi lebih buruk dibanding saat
rehearsal.
Menjaga Continuity
Hal-hal yang penting berkaitan
dengan kesinambungan (continuity) saat gambar dan suara direkam adalah screen
direction, properti, waktu, dan suara.
Screen direction adalah arah
hadap para pemain sebelum, saat, dan sesudah tiap shot direkam. Harus diperhatikan dengan teliti tentang posisi
dan pergerakan pemain.
Properti, harus dipersiapkan dengan teliti untuk kebutuhan tiap shot yang
akan direkam.
Umumnya karakter dibangun dengan bantuan properti yang tampil secara
bersamaan dalam satu layar. Jika properti dari tiap tokoh tidak dipersiapkan
dengan baik, penonton akan kesulitan mengidentifikasi tokoh-tokoh dan informasi
yang hendak disampaikan oleh sutradara.
Waktu disini pengartiannya digunakan untuk menjelaskan kronologi sebuah
cerita. Segala sesuatu yang berkaitan dengan elemen waktu dalam skenario harus
diperhatikan dengan cermat, termasuk sumber cahaya yang masuk akal untuk waktu
yang tertera dalam skenario.
Suara, unsur ini akan membantu
menciptakan suasana yang diinginkan sutradara. Selain dialog yang wajib direkam
dengan baik, suara lain yang mendukung seperti kereta api, peluit, suara
penumpang, dan suara para pedagang juga mesti direkam. Intensitas suara
pendukung atau atmosfir umumnya lebih rendah ketika dialog terjadi agar tidak
terjadi tumpang tindih informasi yang disampaikan lewat suara.
Menentukan Bagus dan tidaknya
sebuah shot (OK or NG)
Mencatat semua keputusan yang
diambil pada saat perekaman gambar dan suara pada kolom-kolom yang terdapat
dalam script continuity report. Jika
puas dengan yang tampil dilayar maka dituliskan OK pada kolom OK/NG. Bila ada
pengulangan shot kolom tersebut ditulis NG. Bisa juga memberi beberapa catatan
pada kolom notes, misalnya suara OK gambar NG. Dengan asumsi sutradara
mempunyai pilihan untuk suara sedangkan gambar akan diambil dari take yang
berikutnya.
Catatan waktu yang tampak pada
layar kamera (viewfinder) dituliskan pada kolom TC In/Out
(Time Code). TC In menunjukan
waktu saat “action”, sedangkan TC Out menunjukan waktu setelah “Cut”
(Time Code). TC In menunjukan waktu saat “action”, sedangkan TC Out
menunjukan waktu setelah “Cut”
Contoh
Script Continuity Report
Usai pengambilan gambar, semua lembar script continuity report harus dirapikan agar tidak ada informasi yang tercecer. Setelah itu menyerahkan script continuity report kepada editor untuk dijadikan panduan dalam menyeleksi gambar.
Setelah editor mengerjakan seluruh adegan menjadi suatu rangkaian, kemudian mempresentasikan hasil tersebut kepada sutradara untuk tahap koreksi sesuai dengan acuan dari skenario dan script continuity report. Dalam hal keputusan ada ditangan sutradara dan produser