SALAM SENI DAN BUDAYA

Rabu, 28 September 2016

tentang sutradara

Sutradara

Pra Produksi

Sebagai sutradara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dikerjakan, yaitu :
- Director’s treatment
- Shotlist
- Storyboard
- Casting
- Reading
- Rehearsal
- Continuity

Director’s treatment
Merupakan gaya penyutradaraan yang akan diterapkan dalam pembuatan sebuah film. Dengan contoh untuk skenario yang sama bisa dihasilkan 4 film dengan gaya yang berbeda.
Tiap sutradara bisa memperlakukan sebuah skenario dengan cara yan g berbeda-beda.
Hal inilah yang menyebabkan adanya berbagai macam gaya penyutradaraan.

Hal-hal yang mempengaruhi director’s treatment adalah
Warna bisa mempengaruhi gaya, misalnya sutradara menampilkan warna (colour tone) yang berbeda untuk setiap pemunculan karakter. Umumnya hanya tokoh kunci yang ditonjolkan karakternya. Bisa juga tidak diberlakukan pembedaan warna berdasarkan karakter tetapi menurut suasana dalam tiap adegan film tersebut. Dengan mengelompokkan adegan-adegan dalam beberapa kelompok yang masing-masing diberi penekanan warna yang berbeda.

Gerakan kamera memberikan efek besar bagi penonton. Untuk itu kelompok adegan yang telah dibuat sebelumnya sebaiknya diperlakukan berbeda pula lewat gerakan kamera.
misalnya untuk adegan sebuah pengharapan lebih banyak ditampilkan dengan gerakan kamera yang dinamis dan variatif, sedangkan untuk adegan yang menggambarkan tentang kesedihan diberi gerakan kamera statis atau lambat sekali.

Penyampaian cerita bisa dilakukan dengan cara memadukan antara narasi dan dialog. Bisa saja film tersebut dibuat narasi menjadi lebih dominan atau tanpa narasi sama sekali.
Tiap paduan menghasilkan efek berbeda terhadap penonton. Untuk menentukan paduan yang pas dalam skenario serta jika memerlukan perubahan mendasar yang disebabkan penerapan suatu gaya penyampaian cerita harus didiskusikan dengan penulis skenario.

Gaya editing harus sejak awal sudah didiskusikan sejak awal dengan editor, agar penonton dapat menikmati alur cerita dengan nyaman. Penulis skenario juga bisa dilibatkan dalam diskusi tentang pemilihan gaya editing.

Shotlist
Shot adalah bagian dari sebuah adegan. satu adegan bisa terdiri dari satu atau lebih shot.
Perencanaan yang cermat harus dilakukan dalam menentukan sudut mana saja dalam sebuah adegan yang akan di shot. Kumpulan dari urutan shot tiap adegan dalam film disebut shotlist. Tanpa shotlist sebenarnya pembuatan film bisa selesai dikerjakan, namun jika mempergunakan shotlist maka proses sebuah pengambilan gambar akan jauh lebih mudah untuk dilaksanakan. Keuntungannya semua kru yang terlibat dalam sebuah penggarapan fulm tersebut akan mengetahui dengan jelas apa saja yang harus mereka lakukan.
Cara termudah untuk mengurai adegan dalam bentuk shot adalah dengan membuat script breakdown, untuk topik tersebut nanti akan dijelaskan pada posting berikutnya.

Produksi

Dalam tahap produksi sutradara harus memastikan beberapa hal yang telah diuraikan dalam script breakdown sheet.
1. Menentukan titik kamera.
2. Membuat floor plan
3. Mengarahkan pemeran
4. Menjaga continuity
5. Menentukan bagus dan tidaknya sebuah shot

Menentukan titik kamera sesuai script breakdown dan shotlist. yang perlu diperhatikan dalam urutan perekaman shot letak kamera jangan dipindah sebelum seluruh shot yang akan diambil telah selesai semuanya. Jika kamera dipindah-pindah akan memperpanjang waktu pengambilan gambar, belum lagi harus setting ulang segala peralatan jika sering berpindah tempat/lokasi.

Membuat Floor Plan
Adalah gambar/sketsa sederhana tentang pergerakan pemeran dan posisi kamera. Dalam hal ini kamera juga bisa bergerak, untuk itu perlu digambarkan juga pergerakan kamera tersebut.







Contoh Floor Plan

Penata fotografi dan penata artistik perlu diarahkan agar sesuai dengan floor plan yang telah dibuat. Jika terbiasa dengan pembuatan floor plan maka komunikasi dengan seluruh tim akan jauh lebih mudah dan lancar.

Mengarahkan Pemain
Sesuai arahan waktu latihan (rehearsal), seorang sutradara perlu membimbing para pemain untuk melakukan tugasnya. Mengupayakan dengan membuat suasana waktu pengambilan gambar menjadi senyaman mungkin agar para pemain tidak terlalu tegang.
Ketegangan yang berlebihan seringkali mengakibatkan para pemain tidak bisa maksimal dalam memerankan karakter, kadangkala penampilannya menjadi lebih buruk dibanding saat rehearsal.

Menjaga Continuity
Hal-hal yang penting berkaitan dengan kesinambungan (continuity) saat gambar dan suara direkam adalah screen direction, properti, waktu, dan suara.

Screen direction adalah arah hadap para pemain sebelum, saat, dan sesudah tiap shot direkam. Harus diperhatikan dengan teliti tentang posisi dan pergerakan pemain.

Properti, harus dipersiapkan dengan teliti untuk kebutuhan tiap shot yang akan direkam.
Umumnya karakter dibangun dengan bantuan properti yang tampil secara bersamaan dalam satu layar. Jika properti dari tiap tokoh tidak dipersiapkan dengan baik, penonton akan kesulitan mengidentifikasi tokoh-tokoh dan informasi yang hendak disampaikan oleh sutradara.

Waktu disini pengartiannya digunakan untuk menjelaskan kronologi sebuah cerita. Segala sesuatu yang berkaitan dengan elemen waktu dalam skenario harus diperhatikan dengan cermat, termasuk sumber cahaya yang masuk akal untuk waktu yang tertera dalam skenario.

Suara, unsur ini akan membantu menciptakan suasana yang diinginkan sutradara. Selain dialog yang wajib direkam dengan baik, suara lain yang mendukung seperti kereta api, peluit, suara penumpang, dan suara para pedagang juga mesti direkam. Intensitas suara pendukung atau atmosfir umumnya lebih rendah ketika dialog terjadi agar tidak terjadi tumpang tindih informasi yang disampaikan lewat suara.


Menentukan Bagus dan tidaknya sebuah shot (OK or NG)
Mencatat semua keputusan yang diambil pada saat perekaman gambar dan suara pada kolom-kolom yang terdapat dalam script continuity report. Jika puas dengan yang tampil dilayar maka dituliskan OK pada kolom OK/NG. Bila ada pengulangan shot kolom tersebut ditulis NG. Bisa juga memberi beberapa catatan pada kolom notes, misalnya suara OK gambar NG. Dengan asumsi sutradara mempunyai pilihan untuk suara sedangkan gambar akan diambil dari take yang berikutnya.
Catatan waktu yang tampak pada layar kamera (viewfinder) dituliskan pada kolom TC In/Out
(Time Code). TC In menunjukan waktu saat “action”, sedangkan TC Out menunjukan waktu setelah “Cut”
(Time Code). TC In menunjukan waktu saat “action”, sedangkan TC Out menunjukan waktu setelah “Cut”





Contoh Script Continuity Report


Pasca Produksi
Usai pengambilan gambar, semua lembar script continuity report harus dirapikan agar tidak ada informasi yang tercecer. Setelah itu menyerahkan script continuity report kepada editor untuk dijadikan panduan dalam menyeleksi gambar.
Setelah editor mengerjakan seluruh adegan menjadi suatu rangkaian, kemudian mempresentasikan hasil tersebut kepada sutradara untuk tahap koreksi sesuai dengan acuan dari skenario dan script continuity report. Dalam hal keputusan ada ditangan sutradara dan produser


Senin, 26 September 2016

materi skenario

SKENARIO
Skenario adalah design penyampaian cerita atau gagasan dengan media film. Skenario merupakan bentuk naskah dari sebuah film, maka apa yang tervisualisasikan dalam film pasti tertulis dalam skenario
Skenario menjadi penuturan dalam Media gambar dan Media Suara.
STRUKTUR BERTUTUR DRAMATIK
Untuk menuturkan cerita dramatik, sampai sekarang tidak terlepas dari penggunaan resep kuno yang mengharuskan penyampaiannya dalam tiga babak.

Babak I, berisikan penyiapan kondisi penonton.
Pada Babak ini ada yang menamakan sebagai “opening” dan sebagainya. Tugas rekayasa yang dilakukan oleh penulis skenario pada Babak ini adalah:
1.     membuat penonton secepatnya memfokuskan perhatian pada film
2.     Membuat penonton bersimpati pada protagonis
3.     Membuat penonton mengetahui apa masalah utama protagonis.

Pada Babak II, berlangsung cerita yang sebenarnya.
Didalam babak ini terdapat :
1.     Point of Attack, ketika protagonis mengambil keputusan untuk melawan masalahnya.
2.     Jalan cerita, yang menjadi pokok adalah kisah protagonis melawan problema utama sampai akhirnya mencapai tujuan atau sebaliknya, gagal. Dalam poin ini maka muncul PLOT/ alur cerita.
3.     Protagonis terseok-seok, dalam hal ini penulis skenario bisa menggambarkan perjuangan tokoh utama yang banyak mengalami rintangan dalam mencapai tujuan, salah satunya adalah munculnya antagonis.
4.     Klimaks, berikan resiko fatal pada masalah yang tidak teratasi oleh Protagonis.
Pada Babak III, disediakan bagi penonton untuk memantapkan pemahaman final dan menarik kesimpulan.
KERANGKA SKENARIO
Dari sinopsis yang ada dapat dijadikan kerangka skenario dengan tahapan :
1.     Catatan Adegan
Catatan Adegan biasanya ditulis diatas kertas seukuran kartu katalog 15 x 10 cm berisikan setiap adegan yang akan dituturkan
2.     Step Outline
Mengembangkan pokok-pokok informasi dari kartu (catatan Adegan) kebentuk Step Outline yaitu uraian ringkas menurut urutan sequence atau bab.
3.     Treatment
Merupakan kerangka lengkap dari sebuah skenario. Pengembangan Treatment mulai dari step outline yang sudah terangkum action pokok pelaku. Cara penyampaian harus sudah filmik.
DISKRIPSI SKENARIO
penempatan diskripsi Suara dan Gambar terpisah.
Diskripsi gambar meliputi tokoh, set, prop dan cahaya
Diskripsi Suara meliputi dialog, sound Effect (SEX), ilustrasi musik
Scene dan sequence
Scene adalah peristiwa atau hal yang berlangsung di suatu tempat dan suatu waktu tertentu.
Didalam Scene terdapat :
EXT/INT : diluar atau didalam ruangan. Untuk menerangkan peristiwa atau hal yang terjadi dalam scene tersebut.
DISKRIPSI INFORMASI TEMPAT : memberitahukan lokasi dari scene tersebut.
INFORMASI WAKTU : penulisan waktu pada scene bisa pagi, siang, sore, atau malam.
Sequence adalah kumpulan scene yang merupakan satu kesatuan kejadian. Asrul Sani adalah salah seorang yang selalu mencantumkan Sequence dalam skenarionya.
FORMAT SKENARIO
(Satu dan Setengah Jam serta Telesinema)

Format skenario itu seperti apa, sih? Pasti bingung, ya! Memang beda-beda, kok. Untuk yang satu dan setengah jam, jelas beda. Coba aja pelototin. Pasti beda. Belum lagi yang telesinema seperti FTV (film televisi) atau telesinema (televisi sinema – format layar lebar yang di televisikan).

IKLAN
Dalam konsep industri seperti sekarang, di mana kita disodorkan fenomena para praktisi TV bisa dengan mudah meloncat dari satu TV ke TV tetangga, bahkan pergantian menejer serta direktur sudah hal biasa, tayanan sebuah sinetron nggak bisa lepas dari iklan. No iklan, ya no money. No money, ya no rating. No rating, ambruklah TV itu. Ujung-ujungnya memang duit. Dari rating yang sudah dibakukan oleh AC Nielsen (lembaga terpandang made in USA), akan kelihatan kalau sinetron itu bisa menguntungkan atau nggak, karena disukai dan ditonton pemirsa.

Apa kontribusi penulis skenario? Ya, jelas ada. Penting banget. Penulislah yang tahu banget, kapan sebuah adegan dipotong dan digantikan dengan iklan (commercial break), sehingga pemirsa “kesal” dan “kecewa”, lalu tetep stay tune di TV itu, karena nggak mau ketinggalan kelanjutan dari adegan yang terpotong iklan itu. Kalau si pemirsa memindahkan chanel lewat remote controle ke TV lain, celakalah program itu! Biasanya bagian yang dipotong iklan ini disebut cliff hanger (adegan yang dibiarkan menggantung).

BABAK
Sinetron bedurasi 30 menit (kadang bersihnya bisa 22 menit kalau standar, tapi kalau iklannya penuh bisa cuma 18 menit) format skenarionya terbagi 3 babak (act). Masing-masing babak (act) bisa terdiri dari kisar 4 sampai 6 scene (adegan). Kalau ditotal bisa berjumlah sekitar 12 - 18 scene/adegan. Tayangan iklannya ada 3 kali plus 1 kali setelah opening di awal cerita (bisa setelah credite title; nama-nama pemain dan crew produksi). Jumlah halamannya antara 16 – 25 halaman. Idealnya berkisar 20 halaman. Durasi ini biasanya cocok untuk Serial TV seperti “LUV” (RCTI), “Saras 008” (IVM) atau komedi situasi.

Durasi 60 menit sebetulnya isi ceritanya bisa saja 48 – 42 menit. Malah ada yang cuma 38 menit, karena iklannya penuh. Biasanya ini terjadi pada sinetron yang sangat digemari pemirsa dengan episode panjang. Di kita ada “Tersanjung” (IVM) dan “Si Doel Anak Sekolahan” (RCTI). , serta yang akan menyusul “da Apa dengan Cinta” (RCTI), yang sudah ikontrak RCTI sebanyak 1004 episode. Ngggak menutup kemungkinan lho, jika pemirsa remaja suka, episodenya akan diperpanjang.

Skenario 1 jam terdiri dari 5 babak (act). Setiap babaknya terdiri dari 6 – 8 scene/adegan. Kalau ditotal 30 – 40 scene/adegan. Untuk durasi 1 jam ini, kita mesti pandai-pandai membentuk plot/struktur cerita, konflik, misteri, percintaan, drama, persahabatan, komedi, tragedi, dan kejahatan menjadi satu tayangan yang menarik. Kadangkala kehidupan masa lalu para tokoh juga bisa menjadi bumbu-bumbu penyedap untuk dituangkan di skenario. Kalau telesinema bisa mencapai 9 babak/act. Durasinya mencapai 90 menit plus iklan. Isi ceritanya sih bisa 70 menitan.
Halaman sebelumnyaSering kita lihat di opera sabun import seperti Betty La Fea (RCTI), Melrose Place (SCTV), setiap tokohnya selalu punya alur cerita sendiri. Bayangkan, jika ada 10 okokh, berarti ada 10 cerita. Tapi kita sbagai penonton nggak bingung, karena penulis skenario denan piawainya menganyam plot-plot itu jadi sebuah jaring cerita, yang enak ditonton. Plot-plot para tokoh itu nggak pada lari sendiri, tapi justru bermuara pada benang merah atau cerita besarnya. Kalau yang setengah jam, sebaiknya jangan terlalu banyak tokohnya. Syukur-syukur cuma ada double plot. Untuk single plot, jangan dicoba, deh. ‘Ntar episodenya pendek dan pemirsa cepat bosan. Telesinema mungkin cukup sinle plot, karena hanya 1 episode saja langsung selesai. Focuskan saja konflik ceritanya kepada si tokoh utama.

Biasanya ini disebut multi plot/multi story. Di sinilah kekuatan sinertron seri berdurasi 1 jam. Semakin banyak tokohnya, maka semakin panjang harapan episodenya. Untuk “Ada Apa dengan Cinta” versi serial TV-nya, tanpa ragu-ragu RCTI mengontraknya untuk 2 tahun (104 episode), karena versi layar lebarnya sukses berat.

TEKNIK
Dalam menulis skenario, ada prosedur atau kebiasaan standar yang sudah lazim dilakukan. Biasnaya mengggunakan kertas ukuran A4 dan 1 spasi. Marjin sisi kanannya diberi ruang (sekitar 5 centimeter) untuk coretan-coretan si sutradara. Untuk dialog sebaiknya diletakkan di tengah. Penulisan scene, nama tokoh, menggunakan huruf kapital, sedangkan dialog dan deskripsi dengan hurup kecil.

Itulah gambaran penulisan skenario secara singkat, untuk lebih jelasnya kita bisa langsung praktek menulis skenario.
ESTABLISH SHOT

TILT DOWN. Suasana perkampungan kumuh. Berdiri rumah susun kotor ditengah-tengah perkampungan.

FADE OUT

BLACK SCREEN

OS. Gemuruh angin dan halilintar

FADE IN

27.   INT.KAMAR RINA-SIANG HARI
FROG EYE. Rina berjalan kearah jendela kamarnya. Membawa pisau ditangan kirinya. Matanya sembab karena bangun tidur.

Ilustrasi Music

OS. Suara air hujan bergemericik

Rina (VO)
(membuka jendela,menengadah melihat kearah langit)
Hujan…. Sama dengan hari itu….

FLASHBACK :27.A. EXT.JALAN RAYA-SIANG HARI

OS. Suara air hujan bergemiricik

POV. Rita berjalan pelan ketengah jalan raya tempat terjadinya kecelakaan. Banyak orang sudah mulai mendatangi korban kecelakaan itu.
OS. Rita mulai menangis melihat Rino tergeletak di tengah jalan raya dengan tubuh penuh darah.

Rita
(memeluk Rino)
jangan… jangan sekarang… jangan tinggalin aku sekarang…

CUT AND BACK TO 27

MEDIUM CLOSE UP. Rina melihat pisau ditangan kirinya. Kemudian melihat pergelangan tangan kanannya. Rina melihat lagi kearah langit. Rina berjalan kembali kearah meja yanag berada tak jauh dari jendela

Ilustrasi Music

OS. Suara air hujan bergemericik

Rina
(mengambil mangga diatas meja)
Siapa juga yang mau mati sekarang… makan mangga khan lebih enak…
(mengupas mangga dan memakannya)
eh…JEMURAN…!!!

Rina berlari ke loteng

DISSOLVE TO

27.   EXT-DEPAN PINTU KAMAR. SIANG HARI
Rina turun dari loteng membawa pakaian yang setengah basah dengan tangan kirinya. Baju Rina terlihat basah terkena air hujan.

SEX. Dering HP.

Rina berhenti tepat didepan pintu kamarnya.

Rina
(mengambil HP disaku celana)
Hallo….

OS. Jemmy
Hei Rina. Ini Jemmy… Mau ngingetin aja, ntar malem jadi khan???

Rina
(tersenyum)
Okey jam 7 yach, sekarang kamu dimana sayang??

OS. Jemmy
(suara gugup)
Emmm… emmm… lagi di warnet nih cari bahan tugas…

Rina
Okey dech kalo gitu…

INSERT : 28.A. INT.KAMAR HOTEL-SIANG HARI
Jemmy bertelanjang dada dipeluk seorang wanita yang tertidur lelap dengan selimut menutupi sebagian tubuhnya.

Jemmy
(melihat kearah gadis disampingnya)
Sampai nanti malem sayang, I love you…


Rina (VO)
I love you too…

CUT AND BACK TO 28

Rina menutup percakapan di HPnya. Memasukkan HP ke sakunya. Rina membuka pintu kamarnya dan masuk kekamarnya



Tentang Script Breakdown

Sebelum masuk ke proses pengambilan gambar, terlebih dahulu harus mempersiapkan segala sesuatunya. Yang pertama adalah membuat script breakdown, yaitu menguraikan tiap adegan dalam skenario menjadi daftar yang berisi sejumlah informasi tentang segala hal yang dibutuhkan untuk pengambilan gambar.
Proses ini dilakukan agar bisa mengetahui rincian kebutuhan shooting termasuk biaya yang dibutuhkan serta pengaturan pada jadwal shooting.
Untuk membuat script breakdown yang dibutuhkan adalah script breakdown sheet yang berisi informasi tentang adegan yang ada pada film tersebut. Segala keperluan shooting untuk tiap adegan diuraikan dalam satu lembar breakdown sheet. Lembaran tersebut memuat informasi sebagai berikut :


Date :
Bagian ini dicantumkan tanggal saat script breakdown sheet diisi
Script Version Date :
Waktu yang dicantumkan adalah tanggal versi skenario yang dipakai untuk menyiapkan shooting.
Production Company :
Bagian yang mencantumkan nama dan nomor telepon dari production house yang memproduksi film tersebut.
Breakdown Page No. :
Nomor halaman dari lembar breakdown yang dibuat. Butir ini membantu mengontrol apakah telah menyelesaikan pengerjaan adegan demi adegan secara berurutan. Biasanya nomor halaman ini sama dengan nomor adegan.
Kecuali jika untuk satu adegan membutuhkan lebih dari satu lembar breakdown.
Title/No of Episodes :
Pada bagian ini dituliskan judul film yang diproduksi. Jika film tersebut merupakan suatu serial perlu dicantumkan juga nomor episodenya.
Page Count :
Bagian uraian tentang panjang atau porsi dari adegan dalam skenario. Biasakan membagi tiap halaman skenario menjadi 8 bagian. Jika adegan yang diuraikan hanya mempunyai panjang 2/8 halaman maka ditulis angka 2/8. Page Count sangat tergantung dari format penulisan skenario yang berdasarkan tingkat kerumitan sebuah adegan.
Sebuah skenario yang ditulis dengan format berbeda menghasilkan Page Count yang berbeda pula. Adegan sepanjang 2/8 halaman mungkin memerlukan waktu lebih lama dibanding dengan adegan lain dengan Page Count lebih besar jika melibatkan banyak orang atau ruangan yang sangat besar dengan pergerakan orang serta kamera yang rumit.
Page Count bukan sebuah ukuran mutlak untuk mengetahui seberapa lama sebuah adegan di shoot. Namun Page Count membantu dalam mengukur porsi dari masing-masing adegan dalam sebuah film.
Location or Set :
Dicantumkan lokasi sesuai dengan skenario, ini diperlukan untuk memudahkan identifikasi antara satu adegan dengan adegan lainnya. Yan gperlu diingat bisa saja lokasi shooting berubah sama sekali dengan apa yang direncanakan dalam skenario.
Scene No. :
Nomor adegan sesuai dengan yang tercantum dalam skenario.
Int/Ext :
Bagian ini menandakan dimana suatu adegan terjadi. Int. adalah untuk interior yang berarti dilakukan didalam suatu ruangan, sementara Ext. adalah untuk exterior yang artinya adegan diambil di luar ruangan.
Day/Night :
Bagian ini menandakan waktu adegan untuk siang hari (day) dan malam hari (night)
Description :
Penggambaran kejadian spesifik yang ada dalam adegan untuk mempermudah ingatan, dengan cara ini akan tidak membuang waktu dengan membolak balik skenario untuk mengingat apa yang terjadi dalam adegan.
Cast :
Pada bagian ini untuk menuliskan semua pemeran yang melakukan dialog (speaking parts) termasuk peran pendukung, semuanya diurutkan berdasar pentingnya peran.
Nomor ini tidak boleh berubah-ubah dikarenakan agar masing-masing porsi dalam peran berdasar skenario dapat diketahui dengan mudah.
Wardrobe :
Bagian khusus untuk mencatat kostum yang akan dikenakan oleh pemeran. Catatan ini diperlukan apabila ada kostum khusus dipakai oleh pemeran yang penyediaannya memerlukan biaya dan waktu khusus.
Extras/Atmosphere :
Bagian untuk mencantumkan jumlah orang-orang (crowd) yang dibutuhkan untuk mendukung suasana dalam sebuah adegan. Pencatatan ini termasuk juga jika crowd serupa terdapat pada adegan lainnya sehingga bisa dikelompokkan secara berkelanjutan (continuity)
Make Up/Hair Do :
Pencatatan khusus tentang tata rias dan tata rambut (hair do) untuk tiap peran dan crowd.
Extras/Silent Bits :
Yang termasuk dalam pencatatan ini adalah para pemeran tidak melakukan dialog yang tidak tergabung dalam crowd. Misalnya seorang tukang koran bersepeda yang kemudian melemparkan koran ke rumah pelanggannya.
Yang perlu dicatat adalah usia, penampilan fisik, tinggi badan, perawakan tubuh, dan lain sebagainya.
Stunts/Stand Ins :
Pencatatan untuk beberapa adegan yang memerlukan peran pengganti adegan berbahaya (stunt) atau pemeran pengganti dengan mempertahankan wajah pemeran utama (stand in). Penggunaan stunts dan stand in harus diperhitungkan dengan cerman agar mempermudahkan pelaksanaan shooting. Tentang kostum dan aksesoris misalnya, harus ditambah karena stunts dan stand in ini mengenakan tata busana yang serupa dengan yang dipakai oleh pemeran sesungguhnya.
Vehicles/Animals :
Pencatatan yang diperlukan apabila ada kendaraan yang nantinya tampak dalam gambar (frame), catatan tersebut meliputi segala informasi tentang kendaraan yang dupakai termasuk tahun, warna, jumlah, dan posisi kendaraan. Apabila dalam film itu membutuhkan hewan harus dipastikan tentang dibutuhkan atau tidak seorang pelatih/pawang hewan.
Props, Set Dressing, Greenery :
Ketiga hal tersebut merupakan bagian dari departemen artistik. Props adalah benda-benda yang dipakai oleh cast dan extras, set dressing merupakan tata lokasi (set) yang diatur dan dihias oleh set dresser, dan greenery adalah tanaman yang dipinjam, disewa, atau dibeli karena bukan bagian dari lokasi.
Sound Effects/Music :
Pencatatan kebutuhan untuk efek suara tertentu serta musik yang akan dipakai.
Security/Teachers :
Terkadang dibutuhkan tenaga keamanan untuk kelancaran shooting pada adegan atau lokasi tertentu. Teachers perlu dicatat juga pada bagian ini jika diperlukan pengajar untuk para pemeran disela-sela waktu shooting. yang meliputi melatih dialog (dialog coaches) atau melatih pemeran agar dapat melakukan serangkaian gerakan bela diri (fighting instructor)
Special Effects :
Pencantuman segala kebutuhan efek khusus seperti ledakan, penghancuran, pembakaran, tata rias khusus, dan lain sebagainya.

Estimated No. of Set Ups :

Pencatatan untuk memperkirakan sudut pengambilan gambar suatu adegan serta menentukan set up yang dibutuhkan.

Estimated Production Time :

Pencatatan tentang perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyiapkan set up dan perekaman gambar pada setiap set up. Termasuk pencatatan total waktu untuk semua set up.
Special Equipment :
Pencatatan kebutuhan peralatan khusus untuk shooting, misalnya steadycam, under water camera, car mounting, atau lensa tele.
Production Notes :
Pencatatan yang memuat semua keperluan yang belum disebutkan di bagian-bagian sebelumnya yang membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya khusus.
Misalnya dalam hal mempersiapkan efek ledakan yang butuh waktu sekitar 3 jam.

Jika dalam skenario film yang dibuat mempunyai 100 scene maka akan memiliki 100 lembar script breakdown sheet. Selanjutnya pindahkan informasi yang telah dicantumkan pada lembaran-lembaran script breakdown sheet ke dalam script breakdown.
Jumlah kolom informasi yang tertera pada script breakdown tidak sebanyak yang terdapat pada script breakdown sheet, karena itu untuk pencatatan informasi lainnya ada pada kolom notes.
Script breakdown diperbanyak kemudian dibagikan ke seluruh departemen agar semua tim bisa mengerti dengan baik apa yang harus dipersiapkan serta dikerjakan dalam produksi film tersebut. Pembagian kerja di setiap departemen mengacu pada segala hal yang tertera dalam script breakdown



Selasa, 22 Desember 2015

SKENARIO COMPANY PROFILE SMK PNB DW XII-A2

SCN
VISUAL
AUDIO/ NAR/MUSIC
KET
DUR
1
OPENING



1.a
PIN lokasi SMK PNB dari Juanda, sidoarjo, dan Surabaya bertemakan Google maps, beserta jarak dari ke-3 lokasi diatas. Timelapse 2 kota

[editor]
SFX : ilustrasi audio

Musik : [ NIL ]




1.b
 Logo SMK PNB

Flare

Background : Langit awan yang bergerak

Prolog “SMK PENERBANGAN DHARMA WIRAWAN MEMPERSEMBAHKAN”

SFX : Nada gebrakan

Music : NIL

Narasi : SMK penerbangan Dharma wirawan mempersembahkan


2
CONTAIN



2.a
Slide foto dan combine Video SMK PNB generasi lama.
Note : setiap pergantian foto disertai flare

FADE TO---
SFX : Suara nada vocal

Music : music yang memiliki nada sejarah

Narasi : SMK PNB SDA semula bernama SMT (sekolah menengah teknik ) PNB Sedati diabawa naungan yayasan Dharma wirawan pepebari jatim yang pusatnya di Jakarta berdiri pada tahun 1986.

Dalam kurun waktu nama tsb diganti menjadi SMK Penerbangan yang letaknya di kab. Sidoarjo, lebih tepatnya di kawasan kec. Sedate jl. Abdulrahman No. 49 Sedati, sidoarjo dan sudah mendapatkan nilai akreditasi A.

SMK PNB SDA didirikan bukan tanpa sebab, karena letaknya dekat dengan bandara juanda dan dekat dengan pangkalan TNI-AL juanda sehingga sekolah memiliki koneksi yang baik untuk sarana praktik siswa juga seluruh guru2 mapel produktif yang telah dikirim ke sekolah untuk mengajar, disamping itu perusahaan penerbangan yg ada di lingkungan bandara juanda untuk sarana PRAKERIN (praktek kerja industry siswa yang duduk di kelas II, perusahaan penerbangan tsb diantaranya PT .GARUDA INDONESIA, PT. MERPATI NUSANTARA, PT. JAS, PT LION MENTARI dll.
 [NEXT SHEET 2]

[SFX : suara mesin pesawat dengan volume low]

Music : semangat kedirgantaraan.


2.b
Timelapse saat jam operasi sekolah
[Camera shot : LS ]

Setting waktu : 06.30-10.00
SFX : suara dinamis

Music : NIL

Narasi : Entry Jurusan SMK


2.c
Jurusan yang dimiliki SMK

A.      AFP
B.      EA

[Camera shot : seluruh kegiatan penjurusan, praktek, teori di kelas masing-masing]


Narasi : SHEET 3


2.d
Macam-macam extrakulikuler yg terdapat di SMK PNB, dan semua kegiatan yang ada didalam tiap extrakulikuler

[PBB : Paspraja, Selam : penyelaman terumbu karang, PRAMUKA : Kegiatan menanam pohon, Taekwondo : Pengambilan sabuk]

Tiap-tiap exstakulikuler diberi flare pemisah dan keterangan di layar
Ekstrakulikuler di SMK PNB cukup beragam . Extra di SMK PNB sama keberadaanya dengan extrakulikuler pada sekolah pada umumnya, Namun di SMK PNB memiliki pembeda, yaitu “selam” dalam ekstrakulikuler ini para siswa/siswi dibekali ilmu penyelaman yang akan akan sangat berguna, selain itu daya Tarik dasar laut juga menjadi pertimbanganya

Dalam bidang keorganisasian terdapat PBB, pramuka, dan OSIS. Keungulan keorganisasi SMK PNB ada pada OSIS. Karena sesuai dengan latar belakangan Semimiliter sekolah SMK PNB DW, setiap anggota OSIS SMK PNB  DW memilki attribute Tali kur sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

Serta ekstra kulikuler PBB yg sangat popular. Semua tujuan ekstrakulikuler di SMK PNB DW yaitu sebagai wadah untuk menampung dan mengembangkan bakat dan minat setiap siswa / siswi.

SFX : Backsound Air pada ekstra Selam, backsound aba-aba pada ekstraPBB

Music : dinamis dan bersemangat

[NEXT SHEET 4]



2.e
Macam-macam ekstrakulikuler yg terdapat di SMK PNB, dan semua kegiatan yang ada di dalam tiap ekstrakulikuler

[PBB : Paspraja]

Tiap-tiap ekstrakulikuler diberi flare pemisah dan keterangan di layar

[EXT/EXTERIOR]
[EDITOR]
Ekstrakulikuler di SMK PNB cukup beragam. Extra di SMK PNB sama keberadaannya dengan ekstrakulikuler pada sekolah umumnya.

Dalam bidang keorganisasian terdapat PBB, pramuka, dan OSIS. Keunggulan keorganisasi SMK PNB ada pada OSIS. Karena sesuai dengan latar belakang semi militer sekolah SMK PNB DW, setiap anggota OSIS SMK PNB DW memiliki attribute tali kur sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

Serta ekstrakulikuler PBB sangat popular. Semua tujuan ekstrakulikuler di SMK PNB DW yaitu sebagai wadah untuk menampung & mengembangkan bakat dan minat setiap siswa/i

SFX : Backsound aba-aba pada ekstra PBB

Music : dinamis dan bersemangat

[SHEET 5]


2.f
Visi misi SMK PNB DW 
 sebutkan satu per satu) besrta video yang berhubungan dengan tiap visi misi

[EXT/EXTERIOR]
[Camera shot 1: MEDIUM SHOT]
[Camera shot 2 : WIDE SHOT]
[Camera shot 3: MEDIUM CLOSE UP]

[waktu & tempat: ruangan perpustakaan, gedung sekolah, depan pesawat]

FADE TO—

crew
SFX: NIL

Narasi :
Ø  Visi :
Tercapainya sumber daya manusia yang berkualitas dibidang teknologi pesawat terbang berdasarkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Ø  Misi :
1)      Mengembangkan sistem pendidikan dengan melaksanakan kurikulum 2013
2)      Memberdayakan potensi yang ada di sekolah dalam rangka mewujudkan tenaga teknisi yang professional dibidang pesud.
3)      Menumbuhkan rasa percaya diri kepada seluruh komunitas sekolah
4)      Menumbuhkan sikap disiplin terhadap seluruh warga lembaga pendidikan demi terciptanya kepatuhan dan ketaatan terhadap tata tertib dan peraturan sekolah.

Music :


2.g
Slide dan video berbagai macam kejuaraan yang telah diikuti oleh SMK PNB DW

[PBB,LKS, Upacara peringatan]

[EXT/EXTERIOR]
[camera shot :CLOSE UP ]
[OBJEK : PIALA SMK PNB]

crew
SFX :

Narasi : [sheet 7]

Music : lagu bersemangat.


2.h
Prospek siswa/I SMK PNB setelah lulus
[video mechanic maupun pilot yang sedang bekerja]

[INT/INTERIOR]
[EDITOR]

Slide foto maupun video saat pengadaan ujian recruitment

FADE TO--
SFX : nada santai bertema sukses

Narasi : SMK PNB satu-satunya sekolah penerbangan di kota Surabaya dan berdiri pada tahun 1986 telah berhasil mencetak lulusannya sebanyak 3500 dari kejuruan yang dimiliki : (EA) ELECTRICAL AVIONIC & (AFP) AIRFRAME & POWER PLANT sebagai pemasok tenaga kerja di bidang teknologi kedirgantaraan diantaranya :
A.     STTD JAKARTA
B.     PILOT (CURUG,DLL)
C.     Univ. Nurtanio Bandung
D.     Curug progam S1
E.      ITS SURABAYA
F.      ATKP SURABAYA
G.     STTD YOGYAKARTA
H.     ITB jurusan aeronautical
Diluar kedirgantaraan :
A.     Perguruan tinggi negeri
B.     Perguruan tinggi swasta
C.     AAU(akademi angkatan udara)
D.     AAL(akademi angkata laut)
E.      AAD( akademi angkatan darat)
F.      Polri

Music


3
CLOSING



3.a
Foto slide gedung SMK PNB

[camera shot : wide shot]
[EXT/EXTERIOR]

crew
quote”well,join us to challenge the world of work “
“mari bergabung bersama kami untuk memasuki dunia kerja”

SFX :NADA GEBRAKAN


3.b
Video anak penerbangan & didampingi Pembina/guru

[EXT/EXTERIOR]
[Memakai talikur,berpose]

[camera shot : group shot]

[meneriakkan “SMK!!!BISA!!!”]

[waktu & tempat : depan pesawat]

crew
SFX : hening

Narasi : NIL


3.C
Pesawat take off position hingga mengudara
SFX : SUARA PERCAKAPAN PILOT DAN ATC

MUSIC : NIL


3.D
FADE TO---

Perlahan-lahan



The next version of Ubuntu is coming soon

sare laju kencengnga

Banner ini akan tampil di blog Anda!: